PERBEDAAN KADAR C-REACTIVE PROTEIN PADA PASIEN COVID-19 DENGAN PNEUMONIA DAN TANPA PNEUMONIA
ABSTRAK
PERBEDAAN KADAR C-REACTIVE PROTEIN PADA PASIEN COVID-19
DENGAN PNEUMONIA DAN TANPA PNEUMONIA
Latar Belakang: COVID-19 disebabkan oleh virus SARS-CoV-2 yang muncul pada awal
2019 dan menyebar diseluruh dunia termasuk di Indonesia. Penegakan diagnosis penyakit ini
dilakukan dengan pemeriksaan RT-PCR. Pada kondisi terpapar COVID-19 terjadi proses
inflamasi pada saluran pernafasan, dimana pada proses inflamasi tubuh melepaskan berbagai
sitotoksin proinflamasi, salah satunya termasuk protein fase aktif seperti C-Reactive Protein
(CRP). CRP merupakan protein yang diproduksi oleh tubuh sebagai respons terhadap
peradangan. Pemeriksaan CRP dapat digunakan sebagai prediktor derajat penyakit COVID-
19. Jika terjadi inflamasi, luka atau infeksi kadarnya akan meningkat sebagai respon terhadap
peradangan. CRP merupakan salah satu pemeriksaan yang menandai adanya peradangan.
Tujuan: Mengetahui perbedaan kadar CRP pasien COVID-19 dengan pneumonia dan tanpa
pneumonia.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional. Penelitian ini
menggunakan pendekatan cross-sectional, dimana data dengan variable dependent dan
independent diambil pada waktu yang sama. Pengambilan data diambil hanya satu kali
menggunakan data sekunder berupa rekam medis.
Hasil: Hasil analisis data pada 78 subjek penelitian yang dibagi ke dalam kelompok COVID-
19 dengan pneumonia dan COVID-19 tanpa pneumonia yang mana jumlah subjek masingmasing kelompok sebanyak 39 subjek. Pada CRP dengan pneumonia terjadi peningkatan
kadar CRP dengan nilai median (minimum-maksimum) pada pasien COVID-19 yaitu 99 (10-
153) mg/L dan nilai median (minimum-maksimum) pada CRP tanpa pneumonia 90 (5-120)
mg/L. Hasil uji statistik diperoleh kadar CRP pasien COVID-19 menunjukkan perbedaan
yang tidak signifikan pada pasien COVID-19 dengan pneumonia dan tanpa pneumonia
(p=0,144).
Kesimpulan: Tidak terdapat perbedaan bermakna pada kadar CRP pasien COVID-19 dengan
pneumonia dan tanpa pneumonia di RSUD Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Kata kunci: COVID-19, C-Reactive Protein, Pneumonia
Tidak tersedia versi lain