Text
UJI AKTIVITAS ANTIASKARIASIS SEDUHAN DARI SIMPLISIA DAUN PECUT KUDA (Stachytarpheta jamaicensis L. Vahl) TERSTANDAR
ABSTRAK
Stachytarpheta jamaicensis L. Vahl secara empiris digunakan untuk
mengatasi kecacingan. Aktivitas sebagai antiaskariasis masih belum diteliti.
Penelitian ini bertujuan menentukan aktivitas antiaskariasis seduhan dari simplisia
daun pecut kuda terstandar berdasarkan Materia Medika Indonesia. Uji kandungan
metabolit sekunder dilakukan terhadap simplisia dan seduhan. Standardisasi
meliputi parameter spesifik dan non spesifik. Uji antiaskariasis dilakukan secara
in vitro menggunakan Ascaris suum dengan kontrol positif Albendazol 10% b/v,
kontrol negatif NaCl 0,9% b/v dan seduhan daun pecut kuda 2,5; 5; 10% b/v.
Rerata waktu kematian dianalisis dengan uji Kruskal-Wallis dan Mann-Whitney.
Simplisia dan seduhan daun pecut kuda mengandung alkaloid, flavonoid, tanin,
dan steroid. Hasil standardisasi menunjukkan serbuk simplisia berwarna hijau,
berasa pahit, berbau lemah dan 0,0716% b/v bahan organik asing. Pada
penambahan pereaksi, simplisia berwarna cokelat merah (H2SO4), cokelat (H2SO4
10 N dan NH3 25% v/v), dan hijau (FeCl3 5% b/v dan NaOH 5% b/v dalam
etanol). Kadar abu total, abu tidak larut asam, sari larut air, dan sari larut etanol
berturut-turut sebesar 7,3697; 1,7977; 28,4433; dan 33,8333% b/v. Rerata waktu
kematian cacing pada kontrol positif, kontrol negatif, dan seduhan daun pecut
kuda 2,5; 5; 10% b/v berturut-turut yaitu 3,8 jam, 168 jam, 28,6 jam, 27 jam dan
20,6 jam. Seduhan daun pecut kuda memiliki aktivitas sebagai antiaskariasis
dengan konsentrasi efektif 2,5% b/v meski lebih rendah dibandingkan kontrol
positif (p
Tidak tersedia versi lain