Text
AKTIVITAS ANTIBAKTERI FRAKSI EKSTRAK METANOL ASHITABA (Angelica keiskei) TERHADAP BAKTERI Staphylococcus aureus ATCC 25923
ABSTRAK
Ashitaba (Angelica keiskei) merupakan tanaman penyembuh luka yang
digunakan secara topikal di Lombok Timur, NTB. Adanya infeksi bakteri dapat
memperlama masa penyembuhan luka. Ekstrak metanol ashitaba diketahui
mengandung senyawa flavonoid, fenolik, dan saponin yang memiliki aktivitas
antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan aktivitas antibakteri fraksi
air residu, fraksi etil asetat, dan fraksi n-heksan ekstrak metanol ashitaba terhadap
Staphylococcus aureus. Ketiga fraksi ashitaba diuji aktivitas antibakteri
menggunakan metode difusi cakram. Kelompok uji terdiri dari kontrol positif
(kloramfenikol), kontrol negatif, serta 3 variasi konsentrasi fraksi dengan 3 kali
pengulangan. Perbedaan rata-rata diameter zona hambat antar kelompok dianalisis
secara statistik menggunakan perangkat lunak SPSS versi 25. Fraksi air residu
ekstrak metanol ashitaba konsentrasi 2,5%, 5%, dan 10% tidak memiliki aktivitas
antibakteri. Namun, fraksi etil asetat konsentrasi 2,5%, 5%, dan 10% memiliki
aktivitas antibakteri dengan zona hambat berturut-turut 7,76?0,56 mm (sedang);
8,60?0 mm (sedang); dan 16,75?1,06 mm (kuat), serta fraksi n-heksan
konsentrasi 2,5%, 5%, dan 10% memiliki aktivitas bakteri dengan zona hambat
berturut-turut 12,9?0,49; 16,2?8,19; dan 12,83?0,58 mm (kuat). Berdasarkan
analisis uji statistika Mann-Whitney, fraksi yang paling potensial untuk
dikembangkan sebagai antibakteri adalah fraksi n-heksan konsentrasi 5%.
Kata kunci: Angelica keiskei, Antibakteri, Fraksi, Staphylococcus aureus.vii
ABSTRACT
Ashitaba (Angelica keiskei) is known a wound healing plant that is used
for topical application in East Lombok, NTB. The presence of a bacterial infection
can prolong the healing period of the wound. Ashitaba methanol extract contains
flavonoid, phenolic, and saponin compounds that have antibacterial activity. This
study aimed to determine the antibacterial activity of residual water, ethyl acetate,
and n-hexane fractions of ashitaba methanol extract against Staphylococcus
aureus. The three ashitaba fractions were tested for antibacterial activity using the
disc diffusion method. The test group consisted of a positive control
(chloramphenicol), a negative control, and 3 variations of fraction concentration
with 3 repetitions. The difference in the mean diameter of the inhibition zones
between groups was statistically analyzed using SPSS version 25 software. The
residual water fraction of ashitaba methanol extract at concentrations of 2.5%,
5%, and 10% did not have antibacterial activity. However, the ethyl acetate
fraction with concentrations of 2.5%, 5%, and 10% had antibacterial activity with
inhibition zones of 7.76?0.56 mm (medium); 8.60?0 mm (medium); and
16.75?1.06 mm (strong), and the n-hexane fractions with concentrations of 2.5%,
5%, and 10% had bacterial activity with inhibition zones of 12.9?0.49,
respectively; 16.2?8.19; and 12.83?0.58 mm (strong). Based on the MannWhitney statistical test analysis, the most potential fraction to be developed as an
antibacterial was the 5% n-hexane fraction.
Keywords: Angelica keiskei, Antibacterial, Fraction, Staphylococcus aureus.
Tidak tersedia versi lain