Text
PENGARUH PERLAKUAN PASCA PANEN TERHADAP KADAR VITAMIN C BUAH JERUK KEPROK MADU (Citrus reticulata Blanco)
ABSTRAK
Buah jeruk keprok madu (Citrus reticulata Blanco) adalah salah satu
komoditas buah jeruk yang banyak dibudidayakan di Nusa Tenggara Barat
(NTB). Jeruk keprok madu memiliki kandungan vitamin C yang tinggi yaitu
44,5%. Perlakuan pasca panen terhadap buah jeruk merupakan salah satu faktor
yang sangat menentukan kualitas buah yang dihasilkan. Tujuan penelitian ini
untuk mengetahui mengetahui pengaruh pelapisan lilin pada kulit buah terhadap
kadar vitamin C buah jeruk keprok madu (Citrus reticulata Blanco) dan untuk
mengetahui pengaruh suhu penyimpanan terhadap kadar vitamin C buah jeruk
keprok madu (Citrus reticulata Blanco). Perlakuan pasca panen yang dilakukan
berupa penyimpanan pada suhu yang berbeda (suhu ruang ?26oC dan suhu kulkas
?4oC) dan pelapisan lilin (waxing) pada kulit buah. Pengukuran kadar vitamin C
masing-masing sampel tiap kelompok dilakukan sebelum (segar, belum diberikan
perlakuan) dan sesudah penyimpanan (hari ke-1, ke-3, dan ke-7) dengan
metode Spektrofotometri UV-Vis. Hasil yang diperoleh berupa nilai kadar vitamin
C tiap kelompok yang diuji menggunakan statistik Friedmann Test dengan taraf
kepercayaan 95%. Hasil pengukuran nilai rata-rata persen kadar vitamin C buah
jeruk keprok madu masing-masing kelompok untuk pengukuran hari ke-0 sampai
hari ke-7 secara berturut-turut adalah kelompok 1 (dilapisi lilin, disimpan pada
suhu ?26oC) 47,10; 44,19; 56,15; 41,22 (mg/100 mL), kelompok 2 (tidak dilapisi
lilin, disimpan pada suhu ?26oC) 33,62 ; 51,61; 56,92; 36,79 (mg/100 mL),
kelompok 3 (dilapisi lilin, disimpan pada suhu ?4oC) 18,32; 59,65; 56,80; 35,50
(mg/100 mL), dan kelompok 4 (tidak dilapisi lilin, disimpan pada suhu ?4oC)
24,30; 63,99; 115,27; 41,89 (mg/100 mL) dapat dilihat bahwa kadar vitamin C
antar kelompok dikatakan berbeda signifikan karena p
Tidak tersedia versi lain