Perpustakaan FKIK Unram

  • Beranda
  • Informasi
  • Berita
  • Bantuan
  • Pustakawan
  • Area Anggota
  • Pilih Bahasa :
    Bahasa Arab Bahasa Bengal Bahasa Brazil Portugis Bahasa Inggris Bahasa Spanyol Bahasa Jerman Bahasa Indonesia Bahasa Jepang Bahasa Melayu Bahasa Persia Bahasa Rusia Bahasa Thailand Bahasa Turki Bahasa Urdu

Pencarian berdasarkan :

SEMUA Pengarang Subjek ISBN/ISSN Pencarian Spesifik

Pencarian terakhir:

{{tmpObj[k].text}}
Image of STUDI ETNOMEDISIN PENGOBATAN TRADISIONAL PADA
MASYARAKAT DI DESA SAMBORI KECAMATAN LAMBITU
KABUPATEN BIMA
Penanda Bagikan

Text

STUDI ETNOMEDISIN PENGOBATAN TRADISIONAL PADA MASYARAKAT DI DESA SAMBORI KECAMATAN LAMBITU KABUPATEN BIMA

Bunga Suryani - Nama Orang;

ABSTRAK
Desa Sambori merupakan Desa yang berada di Kabupaten Bima Nusa Tenggara
Barat yang masih melestarikan warisan pengobatan tradisional. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pemanfaatan tumbuhan dan nilai kepentingan suatu
tumbuhan yang digunakan sebagai ramuan pengobatan tradisional di Desa Sambori,
Kabupaten Bima. Pemilihan informan dilakukan dengan metode snowball sampling
non diskriminatif dan wawancara dilaksanakan secara semi-terstruktur. Informan
merupakan hattra atau biasa disebut sando oleh masyarakat Bima yang memiliki
pengetahuan terkait pengobatan tradisional. Data yang dikumpulkan berupa
karakteristik informan, cara pembuatan, cara penggunaan, frekuensi penggunaan,
khasiat ramuan, dosis, dan herbarium. Nilai kepentingan tumbuhan dianalisis
menggunakan Cultural Significant Indeks (CSI), Fidelity Level (FL), dan Factor of
Informant Consensus (FIC). Hasil penelitian menunjukkan karakteristik informan
rata-rata berusia >40 tahun (57,14%). Terdapat 27 ramuan dari 38 spesies
tumbuhan. Cara pembuatan ramuan obat antara lain ditumbuk, dikunyah, dan
direbus. Adapun cara pemakainnya yaitu diminum, dioles, dikunyah, dan
diletakkan pada bagian konjungtiva palpebral. Frekuensi penggunaan ramuan
pengobatan tradisional ini paling banyak yaitu 3 x sehari. Tumbuhan dengan nilai
CSI tertinggi yaitu Curcuma longa Linn dengan nilai CSI 6, Curcuma heyneanae
Val. dan Psidium guajava L. dengan nilai CSI 3,42. Nilai FL tertinggi yaitu pada
spesies Piper retrofractum Vahl. dan Syzygium aromaticum L. sebesar 60%. Nilai
FIC tertinggi yaitu pada pengobatan pasca melahirkan sebesar 0,368. Dari data nilai
pemanfaatan yang tertinggi maka perlu dilakukan penelitian dan eksplorasi lebih
lanjut terkait efek farmakologi dari tumbuhan Piper retrofractum Vahl. dan
Syzygium aromaticum L. dalam pengobatan pemulihan pasca melahirkan.
Kata Kunci: Desa Sambori, Etnomedisin, Indeks of Cultural Significant. Fidelity
Level, Factor of Informant Consensus.viii
ABSTRACT
Sambori Village, located in Bima Regency, West Nusa Tenggara, still preserves the
heritage of traditional medicine. This study aims to identify the utilization of plants
and the significance value of plants used as ingredients in traditional medicine in
Sambori Village, Bima Regency. Informants were selected using the nondiscriminative snowball sampling method, and interviews were conducted semistructurally. The informants are hattra, commonly referred to as sando by the Bima
community, who possess knowledge related to traditional medicine. The collected
data includes informant characteristics, preparation methods, usage methods,
frequency of use, efficacy of the concoction, dosage, and herbarium. The
significance value of plants was analyzed using the Cultural Significance Index
(CSI), Fidelity Level (FL), and Factor of Informant Consensus (FIC). The results
of the study indicate that the average age of informants is over 40 years (57.14%).
There are 27 concoctions from 38 plant species. The methods of preparing
medicinal concoctions include pounding, chewing, and boiling. The methods of use
include drinking, applying, chewing, and placing on the palpebral conjunctiva. The
most frequent use of traditional medicinal concoctions is 3 times a day. The plant
with the highest CSI value is Curcuma longa Linn with a CSI value of 6, followed
by Curcuma heyneanae Val. and Psidium guajava L. with a CSI value of 3.42. The
highest FL value is in the species Piper retrofractum Vahl. and Syzygium
aromaticum L. at 60%. The highest FIC value is in postpartum treatment at 0.368.
Based on the highest utilization value data, further research and exploration are
needed regarding the pharmacological effects of Piper retrofractum Vahl. and
Syzygium aromaticum L. plants in postpartum recovery treatment.
Keywords: Sambori Village, Ethnomedicine, Index of Cultural Significance,
Fidelity Level, Factor of Informant Consensus


Ketersediaan
#
Perpustakaan FKIK Unram DTS 610 Bun s F.2024
20244030
Tersedia
Informasi Detail
Judul Seri
-
No. Panggil
274
Penerbit
Mataram : Farmasi FKIK Unram., 2024
Deskripsi Fisik
-
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
DTS 610 Bun s F.2024
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Subjek
SKRIPSI 2024
Info Detail Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab
-
Versi lain/terkait

Tidak tersedia versi lain

Lampiran Berkas
Tidak Ada Data
Komentar

Anda harus masuk sebelum memberikan komentar

Perpustakaan FKIK Unram
  • Informasi
  • Layanan
  • Pustakawan
  • Area Anggota

Tentang Kami

Perpustakaan FK Universitas Mataram menggunakan Library Management System, SLiMS (Senayan Library Management System).

Cari

masukkan satu atau lebih kata kunci dari judul, pengarang, atau subjek

Donasi untuk SLiMS Kontribusi untuk SLiMS?

© 2025 — Senayan Developer Community

Ditenagai oleh SLiMS
Pilih subjek yang menarik bagi Anda
  • Karya Umum
  • Filsafat
  • Agama
  • Ilmu-ilmu Sosial
  • Bahasa
  • Ilmu-ilmu Murni
  • Ilmu-ilmu Terapan
  • Kesenian, Hiburan, dan Olahraga
  • Kesusastraan
  • Geografi dan Sejarah
Icons made by Freepik from www.flaticon.com
Pencarian Spesifik
Kemana ingin Anda bagikan?