Text

STANDARDISASI PARAMETER SPESIFIK DAN NON SPESIFIK EKSTRAK METANOL HERBA ASHITABA (Angelica keiskei)

---

ABSTRAK
Angelica keiskei atau biasa disebut Ashitaba adalah salah satu tanaman berkhasiat
sebagai obat yang berasal dari Jepang. Masyarakat Lombok memanfaatkan
daunnya sebagai pendamping makanan dan getahnya digunakan untuk
mempercepat penyembuhan luka pada tubuh. Berdasarkan aktivitas farmakologis
tersebut, ashitaba berpotensi dikembangkan sebagai obat herbal terstandar (OHT).
Pengembangan tanaman ashitaba sebagai bahan baku memerlukan proses
standardisasi agar memenuhi syarat produk obat herbal terstandar. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui parameter spesifik dan non spesifik standardisasi
ekstrak metanol herba Ashitaba. Herba Ashitaba diperoleh dari Desa Sembalun
Bumbung, Kecamatan Sembalun, Kabupaten Lombok Timur, NTB. Ekstrak
dibuat dengan metode sonikasi menggunakan pelarut metanol 80%. Hasil
standardisasi parameter spesifik menunjukkan identitas tanaman merupakan
tanaman herba ashitaba, dengan bentuk kental, warna hijau gelap, rasa pahit, dan
aroma khas ashitaba, dengan kandungan senyawa larut air 14,0%, serta senyawa
larut etanol 17,4%. Hasil uji parameter non spesifik menunjukkan kadar susut
pengeringan 13,9%; bobot jenis 1,01 g/mL; sisa pelarut 0,00%; kadar air 16,8%;
abu total 10,5%; abu tidak larut asam 1,05%; abu larut air 4,98%; kadar logam Pb
< 0,01 ppm. Hasil pengujian angka lempeng total 5,4 x 104 koloni/g, sedangkan
pengujian angka kapang khamir 8,3 x 103 koloni/g. Berdasarkan pengujian
standardisasi parameter spesifik dan non spesifik yang telah dilakukan, dapat
disimpulkan bahawa ekstrak metanol herba ashitaba memenuhi standar ekstrak
secara umum.
Kata Kunci: Ashitaba (Angelica keiskei), standardisasi, parameter spesifik,
parameter non spesifikvii
ABSTRACT
Angelica keiskei, commonly known as Ashitaba, is a medicinal plant originating
from Japan. The people of Lombok use its leaves as a food accompaniment and its
sap to accelerate the healing of body wounds. Based on these pharmacological
activities, Ashitaba has the potential to be developed as a standardized herbal
medicine (OHT). The development of Ashitaba plants as raw materials requires a
standardization process to meet the requirements for standardized herbal medicine
products. This study aims to determine the specific and non-specific
standardization parameters of Ashitaba herb methanol extract. Ashitaba herbs
were obtained from Sembalun Bumbung Village, Sembalun District, East Lombok
Regency, NTB. The extract was made using the sonication method with 80%
methanol solvent. The results of the specific parameter standardization showed
that the plant identity is Ashitaba herb, with a thick form, dark green color, bitter
taste, and characteristic Ashitaba aroma, with a water-soluble compound content
of 14.0% and ethanol-soluble compound content of 17.4%. The results of the nonspecific parameter tests showed a drying loss rate of 13.9%; specific gravity of
1.01 g/mL; residual solvent 0.00%; moisture content 16.8%; total ash 10.5%;
acid-insoluble ash 1.05%; water-soluble ash 4.98%; Pb metal content < 0.01 ppm.
The total plate count test results were 5.4 x 10^4 colonies/g, while the mold and
yeast count test results were 8.3 x 10^3 colonies/g. Based on the testing of
specific and non-specific standardization parameters that have been conducted, it
can be concluded that the methanol extract of Ashitaba herb meets the general
extract standards.
Keywords: Ashitaba (Angelica keiskei), standardization, spesific parameters, non
spesific parameters

---

Ketersediaan

Informasi Detail

Judul Seri

-

No. Panggil

291

Penerbit

Mataram : Farmasi FKIK Unram., 2024

Deskripsi Fisik

-

Bahasa

Indonesia

ISBN/ISSN

-

Klasifikasi

DTS 610 Put s F.2024

Tipe Isi

-

Tipe Media

-

Tipe Pembawa

-

Edisi

-

Subjek

SKRIPSI 2024

Info Detail Spesifik

-

Pernyataan Tanggungjawab

-

Versi lain/terkait

Lampiran Berkas

Komentar

---

Anda harus masuk sebelum memberikan komentar