Text
KORELASI ANTARA USIA DENGAN EKSPRESI EPSTEIN-BARR VIRUS PADA KANKER NASOFARING TIPE UNDIFFERENTIATED CARCINOMA
ABSTRAK
KORELASI ANTARA USIA DENGAN EKSPRESI EPSTEIN-BARR VIRUS PADA KANKER NASOFARING TIPE UNDIFFERENTIATED CARCINOMA
Aditya Agung Pratama, Didit Yudhanto, Hamsu Kadriyan, Fathul Djannah
Latar Belakang: Karsinoma nasofaring merupakan keganasan sel skuamosa epitel nasofaring yang paling sering terjadi di daerah fossa rosenmuller yang selanjutnya dapat meluas ke struktur anatomi di sekitarnya. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya kanker nasofaring antara lain adalah genetik, infeksi Ebstein-Barr virus dan lingkungan. Pemeriksaan imunohistokimia dilakukan untuk mendeteksi Ebstein-Barr virus pada kanker nasofaring terutama LMP1. Kanker nasofaring paling banyak terjadi pada usia 40-49 tahun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat korelasi antara usia dengan ekspresi Epstein-Barr virus pada pasien Kanker Nasofaring
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan potong lintang (cross-sectional). Sampel penelitian ini adalah pasien kanker nasofaring yang berada di Rumah Sakit Umum Nusa Tenggara Barat, yang ditentukan dengan teknik consecutive sampling. Pada sampel penelitian ini dilakukan pemeriksaan ekspresi Epstein-Barr virus pada blok paraffin pasien kanker nasofaring menggunakan pemeriksaan imunohistokimia. Data dianalisis dengan uji korelasi koefisien kontingensi.
Hasil: Sampel pada penelitian ini berjumlah 44 sampel dengan rentang usia 22-70 tahun. Jumlah sampel terbanyak pada rentang usia 40-49 tahun yaitu sebanyak 13 orang. Jumlah sampel pasien yang berusia ≤45 tahun sebanyak 27 orang (61,36%) dan yang berusia >45 tahun sebanyak 17 orang (38,64%) dengan rata-rata usia 43,29 tahun. Berdasarkan hasil pemeriksaan imunohistokimia, dari 44 sampel yang diteliti, 15 orang (34,09%) mengekspresikan LMP1 positif sedangkan yang negatif sebanyak 29 orang (65,90%). Sampel pasien yang berusia ≤45 tahun yang mengekspresikan LMP 1 positif sebanyak 9 orang (33,33%) dan negatif 18 orang (66,66%). Sampel pasien yang berusia >45 tahun yang mengekspresikan LMP 1 positif sebanyak 6 orang (35,29%) dan negatif 11 orang (64,70%). Hasil uji korelasi koefisien kontingensi menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang sangat lemah (r = 0,020) antara usia dengan ekspresi Epstein-Barr virus pada pasien Kanker Nasofaring dan tidak bermakna secara signifikan (p = 0,894).
Kesimpulan: Terdapat korelasi yang sangat lemah dan tidak bermakna secara signifikan antara usia pasien kanker nasofaring dengan ekspresi EBV pada sediaan blok parafin pasien kanker nasofaring.
Kata kunci: Imunohistokimia, EBV, LMP1, kanker nasofaring, usia
ABSTRACT
CORRELATION BETWEEN AGE AND EXPRESSION OF EPSTEIN-BARR VIRUS IN NASOPHARYNGEAL CANCER TYPE UNDIFFERENTIATED CARCINOMA
Aditya Agung Pratama, Didit Yudhanto, Hamsu Kadriyan, Fathul Djannah
Background: Nasopharyngeal carcinoma is a malignancy of squamous epithelial cells of the nasopharynx mostly occuring in the fossa Rosenmuller that can extend to the surrounding anatomical structures. Factors that could cause nasopharyngeal cancer include genetics, Ebstein-Barr virus infection, and the environment. Immunohistochemical examination can be used to detect Ebstein-Barr virus in nasopharyngeal cancer especially LMP1. Nasopharyngeal cancer is most common around the age 40-49 years. This study aims to determine the correlation between age and the expression of Epstein-Barr virus in patients with Nasopharyngeal Cancer.
Methods: This study is a descriptive analytic research using cross sectional approach. The samples in this study were nasopharyngeal cancer patients in the General Hospital of West Nusa Tenggara, which were obtained using consecutive sampling technique. In this samples Epstein-Barr virus expression was examined in paraffin blocks of nasopharyngeal cancer patients using immunohistochemical examination. Data were analyzed using coefficient of contingency correlation.
Results: The number of samples in this study was 44 people with age range between 22-70 years old. Most samples were in range between 40-49 years old were 13 people. Samples of ≤45 years old were 27 people (61,36%) and of >45 years old were 17 people (38,64%), with an average of 43.29 years old. Based on the results of immunohistochemical examination, of the 44 samples studied, 15 people (34.09%) expressed positive LMP1, while the remaining was negative. based on the results of immunohistochemical examination, of the 44 samples studied, 15 people (34.09%) expressed positive LMP1, while the remaining was negative. Samples of ≤45 years old expressing positive LMP1 were 9 people (33,33%) and 18 people (66,66%) were negative, while samples of > 45 years old expressing positive LMP 1 were 6 people (35,29%) and 11 people were negative (64,70%). Correlation coefficient contingency test results show that there is a very weak correlation (r = 0.020) between age with the expression of Epstein-Barr virus in nasopharyngeal cancer patients and not statistically significant (p = 0894).
Conclusion: There was a very weak correlation and not statistically significant between the age of nasopharyngeal cancer patients with EBV expression in paraffin block preparation of nasopharyngeal cancer patient
Keywords: Immunohistochemistry, EBV, LMP1, nasopharyngeal cancer, age
Tidak tersedia versi lain