Text
PERBANDINGAN EFIKASI EKSTRAK RAMUAN OBAT TRADISIONAL KHAS NTB DENGAN GLIBENKLAMID DALAM MENURUNKAN GULA DARAH MENCIT BALB/C YANG DIINDUKSI ALOKSAN
ABSTRAK
PERBANDINGAN EFIKASI EKSTRAK RAMUAN OBAT TRADISIONAL
KHAS NTB DENGAN GLIBENKLAMID DALAM MENURUNKAN GULA
DARAH MENCIT BALB/C YANG DIINDUKSI ALOKSAN
Luh Nyoman Mayaswari, Nurhidayati, Mohammad Rizki
Latar Belakang: Diabetes mellitus merupakan penyakit kronis yang ditandai
dengan peningkatan kadar glukosa darah akibat gangguan aktivitas insulin.
Ramuan obat tradisional khas NTB yang terbuat dari daun salam (Syzygium
polyanthum), daun sambiloto (Andrographis paniculata), daun pegagan (Centella
asiatica), dan akar alang-alang (Imperata cylindrica) memiliki potensi untuk
menurunkan kadar glukosa darah melalui pengaruh yang ditimbulkan oleh
komponen-komponen kimiawi dalam masing-masing tanaman. Penelitian ini
dilakukan untuk mengetahui perbandingan efikasi ekstrak dengan glibenklamid
terhadap kadar glukosa darah mencit BALB/c yang diinduksi aloksan.
Metode: Penelitian ini merupakan studi eksperimental dengan rancangan pretest
and posttest control group. Subjek penelitian adalah 24 ekor mencit BALB/c yang
terbagi dalam 4 kelompok dan seluruhnya diinduksi dengan aloksan. Kelompok
satu (P1) dan kelompok dua (P2) merupakan kelompok perlakuan yang diberikan
ekstrak ramuan obat tradisional khas NTB dalam dosis setara dengan 40 g bahan
segar dan 80 g bahan segar. Kelompok tiga (K+) merupakan kelompok kontrol
positif yang diberi glibenklamid sedangkan kelompok empat (K-) merupakan
control negatif yang hanya diberi aquades. Semua kelompok mendapat perlakuan
selama 14 hari dan pengambilan sampel dilakukan pada hari ke-15. Analisis data
dilakukan dengan uji statistik parametrik One-Way Anova.
Hasil: Uji One-Way Anova menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang
bermakna antara ekstrak ramuan obat tradisional khas NTB dibandingkan dengan
glibenklamid terhadap penurunan kadar glukosa darah setelah perlakuan
(p=0,861).
Kesimpulan: Pemberian ekstrak ramuan obat tradisional khas NTB setara dengan
dosis 40 g dan 80 g bahan basah tidak memiliki perbedaan yang bermakna
dibandingkan dengan glibenklamid terhadap kadar glukosa darah mencit BALB/c
yang diinduksi aloksan.
Kata Kunci: diabetes mellitus, kadar glukosa darah, daun salam (Syzygium
polyanthum), daun sambiloto (Andrographis paniculata), daun pegagan (Centella
asiatica), akar alang-alang (Imperata cylindrica), glibenklamid
ABSTRACT
COMPARISON OF EFFICACY BETWEEN WEST NUSA TENGGARA
TRADITIONAL HERB EXTRACTS AND GLIBENCLAMIDE IN
LOWERING BLOOD SUGAR OF BALB/C MICE INDUCED BY
ALLOXAN
Luh Nyoman Mayaswari, Nurhidayati, Mohammad Rizki
Background: Diabetes mellitus is a chronic disease characterized by increase of
blood glucose level which is caused by defect in insulin activity. West Nusa
Tenggara traditional herb extracts made from Indonesian bay leaves (Syzygium
polyanthum), green chiretta leaves (Andrographis paniculata), centella leaves
(Centella asiatica), and roots of cogon grass (Imperata cylindrica) has potential in
lowering blood glucose level based on the work of its chemical components. This
research was conducted to compare the efficacy of West Nusa Tenggara
traditional herb extracts with glibenclamide towards blood glucose level in
BALB/c mice induced by alloxan.
Method: This research was an experimental study with pretest and posttest
control group design. The subject of this research was 24 BALB/c mice divided
into four groups and were all induced by alloxan. The first (P1) and second (P2)
group designated as treatment group were treated with West Nusa Tenggara
traditional herb extracts in dosage equal to 40 g and 80 g of fresh ingredients. The
third group (K+) was a positive control group and treated with glibenclamide
while the fourth group (K-) was given aquades. The treatments in each group were
given for 14 days and blood samples were taken on day 15th. Data were analyzed
based on parametric test One-Way Anova.
Result: One-Way Anova test showed West Nusa Tenggara traditional herb
extracts has no significant difference with glibenclamide in lowering blood
glucose level after treatment (p=0,861).
Conclusion: Treatment using dosage equal to 40 g and 80 g fresh ingredients of
West Nusa Tenggara traditional herb extracts has no significant difference with
glibenclamide towards lowering blood glucose levels in BALB/c mice induced by
alloxan.
Keywords: diabetes mellitus, blood glucose levels, Indonesian bay leaves
(Syzygium polyanthum), green chiretta leaves (Andrographis paniculata), centella
leaves (Centella asiatica), roots of cogon grass (Imperata cylindrica),
glibenclamide
Tidak tersedia versi lain