Text
PENGARUH INDUKSI FORMALDEHIDA TERHADAP FUNGSI HEPAR DAN GAMBARAN HEPATOSELULER PADA TIKUS PUTIH GALUR WISTAR (RATTUS NORVEGICUS)
ABSTRAK
PENGARUH INDUKSI FORMALDEHIDA TERHADAP FUNGSI HEPAR
DAN GAMBARAN HEPATOSELULER PADA TIKUS PUTIH GALUR
WISTAR (RATTUS NORVEGICUS)
Ini Hidayat Makbul, Ima Arum Lestarini, Anak Agung Ayu Niti Wedayani,
Latar Belakang: Formaldehida adalah zat kimia berbahaya yang secara umum
ditemukan di lingkungan. Formaldehida memiliki berbagai efek pada fungsi
sel dan dapat menyebabkan produksi senyawa pro-oksidan dan depresi
senyawa antioksidan di dalam tubuh. Ketika konsentrasi senyawa pro-oksidan
lebih tinggi dibanding konsentrasi senyawa antioksidan, dapat menyebabkan
terjadinya stres oksidatif. Stres oksidatif memiliki dampak langsung pada
kondisi hepar dan dapat menginduksi aktivasi mediator inflamasi, peroksidasi
lipid, degradasi proteosomal, dan disfungsi mitokondria yang mengakibatkan
kerusakan hepatosit yang dapat ditandai oleh elevasi enzim hepar dan
perubahan struktural mikroskopis hepar.
Metode: Penelitian ini merupakan sebuah studi eksperimental yang
menggunakan 16 sampel tikus Wistar, terbagi kedalam 1 kelompok kontrol dan
3 kelompok perlakuan. Kelompok perlakuan akan mendapatkan perlakuan
berupa 20 ppm, 30 ppm, dan 40 ppm formaldehida 10% selama 16 minggu.
Setelah minggu ke-16, tikus dari setiap kelompok akan di ambil sampel
darahnya untuk selanjutnya dilakukan penilaian konsentrasi enzim ALT dan
dilakukan prosedur terminasi untuk mengambil bagian organ hepar untuk
dilakukan penilaian histologis hepatoseluler. Penelitian ini dilakukan di
Laboratorium Pengujian Obat dan Laboratorium Penelitian Program Studi
Farmasi Universitas Mataram, dan Laboratorium Patologi Anatomi Universitas
Gadjah Mada.
Hasil: Dari penelitian ini didapatkan hasil bahwa induksi formaldehida 10%
selama 16 minggu memiliki pengaruh signifikan terhadap elevasi enzim ALT
(p=0.000) dan perubahan nyata pada struktur mikroskopis hepar dengan
memperlihatkan terbentuk jaringan fibrosa dengan infiltrasi limfosit pada
kelompok perlakuan dibandingkan dengan kelompok kontrol.
Kesimpulan: Paparan persisten formaldehida 10% secara inhalasi pada dosis
20 ppm, 30 ppm, dan 40 ppm selama 16 minggu memiliki dampak yang
bermakna terhadap kondisi hepar secara enzimatik maupun histologis. Hasil
penelitian ini memberikan bukti nyata bahaya paparan formaldehida secara
inhalasi, terutama terhadap kondisi hepar.
Kata kunci: Induksi formaldehida, kerusakan hepatoseluler, aminotransferase,
hepatotoksisitas, intoksikasi formaldehida.
Tidak tersedia versi lain