Text
HUBUNGAN STATUS SOSIAL EKONOMI DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA DI PUSKESMAS KARANG TALIWANG, MATARAM
ABSTRAK
HUBUNGAN STATUS SOSIAL EKONOMI DENGAN KEJADIAN
STUNTING PADA BALITA DI PUSKESMAS KARANG TALIWANG,
MATARAM
Rian Akka Jaya Putra1, Deasy Irawati2, Fitriannisa Faradina Zubaidi3
1,2,3Fakultas Kedokteran Universitas Mataram
Latar Belakang: Stunting adalah keadaan dimana tubuh anak balita mengalami
kurangnya asupan gizi kronis terutama pada 1.000 hari pertama kehidupan sehingga
menyebabkan tidak sesuainya tinggi anak terhadap umur. Menurut Kemenkes,
faktor sosial ekonomi seperti rendahnya pendapatan keluarga, pengetahuan orang
tua dan pendidikan orang tua juga mempengaruhi tingginya angka kejadian stunting.
Tujuan: Mengetahui hubungan status sosial ekonomi dengan kejadian stunting
pada balita di Puskesmas Karang Taliwang.
Metode: Penelitian bersifat analitik observasional dengan pendekatan case
control dengan melibatkan beberapa posyandu. Pengambilan data dilakukan dengan
mewawancarai responden dan pengisian kuisioner.
Hasil: Sebanyak 27 responden memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dalam
penelitian ini dengan mayoritas balita berusia 24-60 bulan. Selain itu, kejadian
stunting lebih sering terjadi pada orang tua dengan pendidikan menengah rendah.
Pada tingkat pekerjaan, ayah yang bekerja sebagai Wiraswasta lebih banyak
mengalami stunting pada balitanya sedangkan pada ibu lebih sering terjadi pada
ibu yang tidak bekerja. Kejadian stunting lebih sering terjadi pada pendapatan
rumah tangga yang kurang dari UMK Mataram.
Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pendidikan ayah,
pendidikan ibu, pekerjaan ayah, pekerjaan ibu dan pendapatan rumah tangga dengan
kejadian stunting pada balita di Puskesmas Karang Taliwang, Mataram.
Kata Kunci: Kejadian Stunting, Status Sosial Ekonomi, Balita.
Tidak tersedia versi lain