Text
UJI AKTIVITAS ANTELMINTIK SEDUHAN SERBUK BUNGA NAGASARI (Mesua ferrea L.) TERHADAP CACING Paramphistomum sp. SECARA IN VITRO
ABSTRAK
Paramphistomiasis adalah penyakit pada ternak herbivora yang disebabkan oleh cacing Paramphistomum sp. Obat cacing berspektrum luas yang banyak digunakan di Indonesia untuk mengatasi paramphistomiasis adalah Albendazol. Penggunaan Albendazol secara berulang dalam jangka waktu lama menyebabkan resistensi. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengembangan tanaman obat sebagai alternatif obat antelmintik. Bunga nagasari (Mesua ferrea L.) memiliki senyawa metabolit sekunder yang diduga berkhasiat sebagai antelmintik. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan aktivitas antelmintik seduhan serbuk bunga nagasari (Mesua ferrea L.) terhadap cacing Paramphistomum sp. secara in vitro. Pengujian dilakukan dengan menggunakan masing-masing 4 ekor cacing yang dimasukkan ke dalam 5 cawan petri yang masing-masing berisi seduhan serbuk bunga Nagasari dengan konsentrasi 5%, 7%, dan 9% b/v, Albendazol 10% b/v sebagai kontrol positif dan NaCl 0.9% b/v sebagai kontrol negatif. Pengamatan dilakukan setiap 15 menit selama 4 jam inkubasi. Indeks ketahanan hidup dan pergerakan relatif cacing dianalisis secara statistik menggunakan perangkat lunak SPSS versi 25. Nilai indeks ketahanan cacing pada kelompok seduhan serbuk bunga nagasari 5%, 7%, dan 9% b/v masing-masing sebesar 64; 46,33; dan 45,33% .Nilai pergerakan relatif cacing pada kelompok seduhan serbuk bunga nagasari 5%, 7%, dan 9% b/v berturut-turut sebesar 36,33; 24,33; dan 22,33%. Berdasarkan studi yang telah dilakukan seduhan serbuk bunga nagasari 5%, 7%, dan 9% memiliki aktivitas antelmintik terhadap cacing Paramphistomum sp. dimana konsentrasi 5% b/v lebih rendah dari Albendazol 10% b/v (p0,05).
Kata kunci: Antelmintik, Seduhan, Bunga Nagasari, Paramphistomum sp.
Tidak tersedia versi lain