Text

HUBUNGAN BIOSEKURITAS DENGAN KEJADIAN KOLONISASI EXTENDED-SPECTRUM BETA LACTAMASE ESCHERICHIA COLI (ESBL-EC) PADA PETERNAK AYAM DI DESA UNGGAS TERUWAI, LOMBOK TENGAH

---

ABSTRAK
HUBUNGAN BIOSEKURITAS DENGAN KEJADIAN KOLONISASI
EXTENDED-SPECTRUM BETA LACTAMASE ESCHERICHIA COLI
(ESBL-EC) PADA PETERNAK AYAM DI DESA UNGGAS TERUWAI,
LOMBOK TENGAH
David Giffard Kawi Junior, Yunita Sabrina, Eustachius Hagni Wardoyo
Latar Belakang: Resistensi ESBL merupakan sebuah masalah global terhadap
kesehatan hewan maupun manusia. Penggunaan antibiotik yang tidak rasional,
khususnya yang terjadi di peternakan ayam, dapat memicu munculnya resistensi
ini. Kesamaan hasil analisis gen antara ESBL-EC pada ayam dan peternak
menunjukkan kemungkinan transmisi zoonotik. Biosekuritas merupakan praktik
dalam peternakan yang berguna untuk mencegah munculnya atau tersebarnya
patogen di dalam maupun di antara peternakan. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui hubungan biosekuritas dengan kejadian kolonisasi ESBL-EC pada
peternak ayam di Desa Unggas Teruwai, Lombok Tengah.
Metode: Penelitian ini merupakan studi cross-sectional yang dilakukan di Desa
Teruwai, Lombok Tengah. Subjek penelitian adalah peternak ayam yang telah
memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.Wawancara dilakukan secara terbimbing
dengan menggunakan kuesioner yang telah divalidasi. Peneliti mengambil swab
rektal dari subjek penelitian untuk dilakukan pemeriksaan ESBL-EC dengan
menggunakan DDST.
Hasil: Total subjek berjumlah 51 orang. Dari 51 peternak tersebut, 19 peternak
memiliki kolonisasi ESBL-EC (37,3%). Pada penelitian ini didapatkan lebih
banyak peternak yang peternakannya satu halaman dengan rumah mengalami
kolonisasi ESBL-EC (35,2%) dibanding dengan yang berjarak >500 meter (2,0%
dengan p=0,597, r=0,074). Penelitian ini juga menemukan lebih banyak peternak
yang tidak rutin membuang kotoran ayam dan terkena kolonisasi ESBL-EC
dibanding yang rutin (29,4% vs 7,8%, p=0,313, r=0,140). Ditemukan lebihviii
banyak peternak yang tidak rutin membersihkan kandang dan terkena kolonisasi
dibanding yang rutin (31,3% vs 5,9%, p=0,439, r=0,108). Ketiga aspek
biosekuritas tersebut tidak signifikan secara statistik dan menunjukan korelasi
yang sangat lemah terhadap kejadian kolonisasi ESBL-EC.
Kesimpulan: Penelitian ini menemukan hubungan yang sangat lemah antara
biosekuritas (yang diwakili oleh aspek jarak peternakan dengan rumah peternak,
frekuensi pembuangan kotoran ayam, dan frekuensi pembersihan kandang dan
area sekelilingnya) dengan kejadian kolonisasi ESBL-EC pada peternak ayam di
Desa Unggas Teruwai, Lombok Tengah, dan tidak bermakna secara statistik.
Kata Kunci: ESBL-EC, peternak ayam, biosekuritas, jarak dari pemukiman,
pembuangan kotoranix
ABSTRACT
THE CORRELATION BETWEEN BIOSECURITY AND
COLONIZATION OF EXTENDED-SPECTRUM BETA LACTAMASE
ESCHERICHIA COLI (ESBL-EC) IN CHICKEN FARMERS IN TERUWAI
POULTRY VILLAGE, CENTRAL LOMBOK
David Giffard Kawi Junior, Yunita Sabrina, Eustachius Hagni Wardoyo
Background: ESBL resistance is a global health problem to both humans and
animals. Irrational use of antibiotics, especially in chicken farms, can trigger the
emergence of this type of resistance. Similar results of ESBL-EC gene analysis
between chicken and farmers show the possibility of zoonotic transmission.
Biosecurity is a set of practices employed to prevent the emergence or spread of
pathogens within or between farms. This study aimed to determine the correlation
between biosecurity and colonization of extended-spectrum beta lactamase
Escherichia coli in chicken farmers in Teruwai Poultry Village, Central Lombok.
Methods: This was a cross-sectional study which was conducted in Teruwai
Village, Central Lombok. The subjects of this study were chicken farmers who
had met the criteria. Guided interviews were done to all subjects using a validated
questionnaire. We collected rectal swabs from subjects to be further analyzed for
ESBL-EC using DDST method.
Results: Total subjects were 51 farmers. Nineteen out of those 51 farmers were
tested positive for ESBL-EC colonization (37,3%). This study shows higher
prevalence of ESBL-EC colonization in farmers whose farms shared one lawn
with their houses (35,2%), compared to those whose farms were >500 meters
away from their houses (2,0%, p=0,597, r=0,074). This research also shows
higher prevalence of ESBL-EC colonization in farmers who infrequently disposed
their flocks’ manure compared to those who routinely disposed them (29,4% vs
7,8%, p=0,313, r=0,140). We found higher number of farmers with ESBL-EC
colonization who infrequently cleaned their farms compared to those who
routinely cleaned them (31,3% vs 5,9%, p=0,439, r=0,108). These three aspects ofx
biosecurity are not statistically significant and show very weak correlation to
ESBL-EC colonization.
Conclusion: This study shows very weak correlation between biosecurity (which
is represented by the distance from farm to living place, the frequency of manure
disposal, and the frequency of farmers cleaning their farms and surrounding area)
and ESBL-EC colonization in chicken farmers in Teruwai Poultry Village, Central
Lombok, which is not statistically significant.
Keywords: ESBL-EC, chicken farmers, biosecurity, distance from living place,
manure disposal

---

Ketersediaan

Informasi Detail

Judul Seri

-

No. Panggil

828

Penerbit

Mataram : Fakultas Kedokteran Universitas Mataram., 2020

Deskripsi Fisik

-

Bahasa

Indonesia

ISBN/ISSN

-

Klasifikasi

824

Tipe Isi

-

Tipe Media

-

Tipe Pembawa

-

Edisi

-

Subjek

KTI
KTI PSPD

Info Detail Spesifik

-

Pernyataan Tanggungjawab

-

Versi lain/terkait

Lampiran Berkas

Komentar

---

Anda harus masuk sebelum memberikan komentar