Text
KARAKTERISTIK PASIEN TONSILITIS KRONIK YANG MENJALANI TONSILEKTOMI PADA DUA TAHUN SEBELUM DAN SETELAH SISTEM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DIAKOMODIR OLEH BPJS KESEHATAN DI POLIKLINIK THT-KL RSUD PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
ABSTRAK
KARAKTERISTIK PASIEN TONSILITIS KRONIK YANG MENJALANI
TONSILEKTOMI PADA DUA TAHUN SEBELUM DAN SETELAH
SISTEM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DIAKOMODIR OLEH
BPJS KESEHATAN DI POLIKLINIK THT-KL RSUD PROVINSI NUSA
TENGGARA BARAT
Siti Rahmah, Didit Yudhanto, Hamsu Kadriyan
Latar Belakang: Berdasarkan data kasus terbanyak yang ditemukan di rawat
jalan RSUD Provinsi NTB pada tahun 2015, tonsilitis termasuk penyakit
tersering. Namun, data spesifik yang menjelaskan mengenai tonsilitis di Indonesia
masih belum tersedia. Tonsilitis kronik dapat didiagnosis ketika infeksi menetap
selama tiga bulan. Dalam penanganan tonsilitis kronik dapat dilakukan
tonsilektomi apabila terdapat indikasi. Pada tahun 2017 terdapat pergeseran kasus
yang sering ditangani di RSUD Provinsi Nusa Tenggara Barat, sejak diberlakukan
sistem rujukan berjenjang oleh BPJS Kesehatan. Alur sistem rujukan berjenjang
terdiri dari tiga tingkatan, RSUD Provinsi NTB yang merupakan tipe B
Pendidikan termasuk tingkatan ketiga, yaitu fasilitas kesehatan yang menyediakan
dokter sub spesialis. Di sisi lain, terjadi penurunan jumlah kapitasi/klaim
dikarenakan denda ataupun teguran dari BPJS Kesehatan dikarenakan kurang
selektif puskesmas atau rumah sakit tipe C dan D dalam merujuk pasien.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian analitik komparatif kuantitatif
dengan desain cross sectional. Subjek penelitian adalah 243 berkas rekam medik
dari pasien tonsilitis kronik yang menjalani tonsilektomi tahun 2016 ? 2019 sesuai
dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Teknik pengambilan sampel menggunakan
total sampling. Pengambilan data menggunakan data sekunder. Analisis data
dilakukan dengan uji chi square dan uji Fisher dengan ?=0,05.
Tidak tersedia versi lain