Text
HUBUNGAN ANTARA LATAR BELAKANG PENDIDIKAN TENAGA KESEHATAN DENGAN PERSEPSI TERHADAP PRAKTIK KOLABORASI INTERPROFESIONAL (IPC) PADA TENAGA KESEHATAN DI RS UNIVERSITAS MATARAM
ABSTRAK
Hubungan Antara Latar Belakang Pendidikan Tenaga Kesehatan dengan Persepsi
terhadap Praktik Kolaborasi Interprofesional (IPC) pada Tenaga Kesehatan di RS
Universitas Mataram
Haldy Dwi Febrian1*, Mohammad Rizki2
, Dian Puspita Sari2
Pendahuluan: Kolaborasi interprofesional terjadi ketika dua atau lebih profesi kesehatan yang
berbeda berbagi dan bekerja untuk mencapai tujuan yang sama yaitu meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan. Kolaborasi interprofesional menjadi strategi untuk menjawab kebutuhan
akan pelayanan kesehatan yang terpadu. Kolaborasi diterapkan pada sistem pendidikan melalui
pendidikan interprofessional (IPE). Pendidikan interprofesional diperlukan dalam mencapai
kolaborasi interprofesional. Penilaian terhadap praktik kolaborasi dapat dilihat dari persepsi
tenaga kesehatan dengan menggunakan instrumen yang valid. Tujuan penelitian adalah untuk
mengetahui hubungan antara latar belakang pendidikan tenaga kesehatan dengan persepsi
terhadap praktik kolaborasi interprofesional pada tenaga kesehatan di RS Unram.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian potong lintang. Total 116 tenaga kesehatan
Rumah Sakit (response rate 84,67%) melengkapi kuesioner Collaborative Practice Assessment
Tool (CPAT) untuk menilai praktik kolaborasi interprofesional. Latar belakang pendidikan
yang dinilai adalah tingkat pendidikan, jenis profesi kesehatan, riwayat pendapatkan
pembelajaran interprofesi selama pendidikan, dan riwayat mengikuti pelatihan kolaborasi
interprofesi (IPC). Reliabilitas kuesioner CPAT baik dengan koefisien Cronbach?s alpha
sebesar 0,921. Data dianalisis menggunakan uji non-parametrik Mann-Whitney, dan Kruskall
Wallis.
Hasil: Median skor CPAT seluruh responden adalah 209,5 (181-255). Tidak ada perbedaan
signifikan (p value > 0,05) antara keempat variabel latar belakang pendidikan dengan total skor
CPAT. Akan tetapi jika ditinjau dari masing-masing domain kuesioner CPAT, terdapat
perbedaan signifikan pada subskala manajemen konflik dan pembuatan keputusan pada
berbagai jenis profesi (p=0,003), level pendidikan terakhir (p=0,001), dan pengalaman
pelatihan IPC (p=0,017). Perbedaan signifikan juga ditemukan pada subskala hambatan tim
dalam berkolaborasi dengan variabel pengalaman pelatihan IPC (p=0,036).
Kesimpulan: Secara umum tidak ditemukan perbedaan signifikan antara latar belakang
pendidikan tenaga kesehatan dengan persepsi terhadap praktik kolaborasi interprofesional
tenaga kesehatan.
Kata kunci : Kolaborasi interprofesional, pendidikan, tenaga kesehatan, collaborative
practice assessment tool
Tidak tersedia versi lain