Text
HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI DOKTER-PASIEN DENGAN PENANGANAN PENYAKIT THT-KL LEVEL 2, 3A, DAN 4A SKDI
ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI DOKTER-PASIEN DENGAN
PENANGANAN PENYAKIT THT-KL LEVEL 2, 3A, DAN 4A SKDI
Fariha Shofia, Hamsu Kadriyan, Didit Yudhanto
Latar belakang: Standar kompetensi dokter merupakan hal yang yang harus
dikuasai oleh tenaga kesehatan dokter yang telah diatur dalam Peraturan Konsil
Kedokteran Indonesia Nomor 11 tahun 2012. Dokter harus dapat melakukan
keterampilan klinis dimana dokter melakukan prosedur diagnosis, dan
penatalaksanaan yang holistik dan komprehensif. Selain memahami tentang tingkat
kompetensi, dokter juga harus memiliki kompetensi komunikasi efektif antara
dokter dengan pasien. Komunikasi efektif ini penting untuk membangun kerjasama
antara dokter dengan pasien. Penelitian yang dilakukan oleh Kwandou (2013)
menyatakan bahwa persepsi dokter tentang kompetensi dirinya berdasarkan SKDI
masih tergolong rendah, dengan 67,62%. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk
mengetahui Hubungan Komunikasi Dokter-Pasien dengan Penanganan Penyakit
THT-KL Level 2, 3A, dan 4A SKDI.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan rancangan
penelitian potong lintang yang dilaksanakan di 5 Puskesmas di Mataram dan 5
Puskesmas di Lombok Tengah. Sampel yang digunakan yaitu dokter di Puskesmas.
Variabel bebas pada penelitian ini adalah komunikasi dokter-pasien dan variabel
terikat pada penelitian ini adalah penanganan penyakit THT-KL level 2, 3A, dan
4A SKDI. Data diolah menggunakan bantuan software SPSS 25.0.
Hasil: Terdapat total 22 subjek yang termasuk dalam penelitian ini dengan
mayoritas usia terbanyak 26-35 tahun (77.8%) di Lombok Tengah dan (61.5%) di
kota Mataram. Berdasarkan distribusi tingkat komunikasi dokter-pasien didapatkan
18 dokter baik dan 4 dokter cukup baik. Diketahui juga distribusi tingkat
penanganan penyakit THT-KL sebanyak 20 (90.9%) dokter baik dalam penanganan
penyakit THT-KL. Hasil uji korelasi didapatkan (r) = 0,671 menunjukkan adanya
korelasi positif kuat, nilai p = 0,001 yang menunjukkan bahwa terdapat korelasi
antara komunikasi dokter-pasien dengan penanganan penyakit THT-KL level 2,
3A, dan 4A SKDI.
Kesimpulan: Tingkat komunikasi dan penanganan penyakit THT-KL dokter NTB
secara keseluruhan didapatkan hasil baik. Hasil uji korelasi didapatkan (r) = 0,671
menunjukkan adanya korelasi positif kuat, nilai p = 0,001 yang menunjukkan
bahwa terdapat korelasi antara komunikasi dokter-pasien dengan penanganan
penyakit THT-KL level 2, 3A, dan 4A SKDI.
Kata Kunci: Kompetensi Dokter, SKDI, Penyakit THT-KL
Tidak tersedia versi lain