Text
AKTIVITAS ANTIBAKTERI FRAKSI ETIL ASETAT DARI EKSTRAK METANOL HERBA Angelica keiskei TERHADAP BAKTERI Staphylococcus epidermidis
ABSTRAK
Ashitaba (Angelica keiskei) merupakan tanaman yang secara turun-temurun
digunakan untuk menyembuhkan luka di Desa Sembalun, Kabupaten Lombok
Timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Ekstrak metanol ashitaba mengandung
metabolit sekunder flavonoid, fenolik dan saponin yang dapat dimanfaatkan
sebagai antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan flavonoid
dan fenolik pada fraksi etil asetat dari ekstrak metanol herba ashitaba serta aktivitas
antibakterinya dalam menghambat pertumbuhan S. epidermidis. Simplisia herba
ashitaba diekstraksi menggunakan metode sonikasi dengan n-heksana terlebih
dahulu sebagai tahapan deklorofilasi kemudian dilanjutkan dengan metanol 80%.
Ekstrak kental dilakukan fraksinasi dengan metode pemisahan cair-cair
menggunakan etil asetat dan air. Hasil rendemen simplisia, ekstrak, dan fraksi herba
ashitaba secara berturut-turut sebesar 14,75%; 20,30%; dan 6,97%. Identifikasi
metabolit sekunder flavonoid dan fenolik dilakukan dengan Uji Tabung dan
Kromatografi Lapis Tipis (KLT). Hasil uji tersebut menunjukkan bahwa ekstrak
metanol dan fraksi etil asetat herba ashitaba mengandung metabolit sekunder
flavonoid yang ditandai dengan bercak warna merah dan biru serta fenolik berwarna
biru kehitaman. Uji aktivitas antibakteri dari fraksi etil asetat menggunakan metode
difusi cakram. Hasil uji tersebut pada konsentrasi 5%, 10%, dan kontrol positif
(doksisiklin 1%) berturut-turut 12,31 ? 0,37 mm, 14,41 ? 0,52 mm, dan 20,00 ? 0
mm dengan kategori kuat. Data tersebut selanjutnya dianalisis dengan uji MannWhitney dengan hasil yaitu tiap kelompok perlakuan memiliki perbedaan yang
signifikan (p
Tidak tersedia versi lain